Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Rabu, 25 Juli 2012

PROFILE KOSTRAD

Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (KOSTRAD) yang semula dilahirkan dengan nama Korps Tentara Ke-1 / Cadangan Umum Angakatan Darat ( KORRA I / CADUAD) pada 44 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 6 Maret 1961 dengan segala keterbatasannya namun telah mampu turut serta menentukan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, kini telah tumbuh dan berkembang menjadi satuan Pemukul Strategis yang dihandalkan dalam jajaran TNI serta siap menjaga dan mempertahankan integritas bangsa dan negara Indonesia yang bersendikan Pancasila dan UUD-1945.

Kostrad dilahirkan dalam situasi dimana bangsa Indonesia sedang memperjuangkan kembalinya Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi Republik Indonesia. Korra I / Caduad lahir dengan surat keputusan Men/Pangad Nomor : Mk / KPTS 54 / 3 / 1961 tanggal 6 Maret 1961. Korra I / Caduad merupakan wujud nyata dari rencana dan harapan pimpinan TNI / TNI-AD dalam upaya membentuk Satuan Cadangan Strategis TNI / TNI-AD yang bersifat mobile dan memiliki kemampuan operasional lintas udara serta sewaktu-waktu siap ditugaskan ke seluruh Wilayah nusantara dalam rangka menjaga dan menjamin pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Kekuatan inti Korra l / Caduad pada waktu itu terdiri dari Divisi infanteri-1 Korra I / Caduad dibawah pimpinan Brigadir Jenderal TNI Soeharto mendapat kepercayaan dari pimpinan TNI / TNI Angkatan Darat sebagai kekuatan inti Komando Mandala dalam tugas operasi Trikora untuk membebaskan Irian Barat.

Pada saat mendapat perintah untuk melaksanakun operasi Trikora, kekuatan Korra l / Caduad baru mencapai sekitar 60% dari kekuatan yang ditentukan, namun keadaan tersebut tidak menjadi hambatan yang berarti dalam melaksanakan tugas. Setiap prajurit Korra l / Caduad merasa mendapat kehormatan untuk melaksanakan tugas operasi Trikora. Panglima Korra l/Caduad ditetapkan oleh Pimpinan TNI / TNI-AD, sebagai Panglima Mandala merangkap Panglima Angkatan Darat Mandala ( ADLA ). Tugas ADLA dalam operasi Trikora antara lain mengembangkan pasukan dan pangkalan, mempertahankan Kawasan Darat serta menghadapi penyerahan Irian Barat secara damai. Disamping itu bertugas pula melaksanakan infiltrasi dan exploitasi serta membantu pengembangan pangkalan angkatan lain seperti menyiapkan dan memperbaiki landasan pesawat terbang di Kendari, Amahae dan Letfuan.

Seiring dengan kegiatan-kegiatan penyiapan penyerbuan umum ke daratan Irian Barat, kegiatan dalam bidang diplomasi politik terus ditingkatkan. Upayu-upaya tersebut memaksa Belanda menuju meja perundingan di PBB, Tekad para prajurit TNI yang pantang mundur dan didukung semangat bangsa Indonesia yang tangguh dalam melaksanakan perjuangan, Trikora memberi pengaruh besar terhadap jalannya perundingan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda di PBB, yang akhirnya menghasilkan persetujuan          " Usul Bunker " dimana pemerintah Belanda harus menyerahkan kekuasaan atas wilayah Irian Barat kepada UNTEA dan selanjutnya kepada Pemerintah Indonesia. Karena perundingan berhasil maka operasi Trikora secara resmi dibatalkan pada tanggal 29 Agustus 1962, namun Divisi-2 Korra l / Caduad tetap berada di sekitar Gorontalo untuk menghadapi berbagai kemungkinan apabila Belanda melanggar perjanjian seperti yang pernah dialami pada perjanjian Linggarjati, Renville dan KMB dan pasukan yang lain dikembalikan kepada induk pasukannya masing-masing. 

TUGAS  KOSTRAD

MEMBINA KESIAPAN OPERASIONAL SEGENAP JAJARAN KOMANDONYA DAN MENYELENGGARAKAN OPERASI PERTAHANAN TINGKAT STRATEGIS SESUAI DENGAN KEBIJAKSANAAN PANGLIMA TNI.  

TUGAS POKOK KOSTRAD


1.  MENEGAKKAN KEDAULATAN NEGARA.

2.  MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN WILAYAH NKRI YANG BERJUMLAH LEBIH
    DARI  17  RIBU PULAU.
3.  MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA DARI ANCAMAN DAN
    GANGGUAN TERHADAP KEUTUHAN BANGSA DAN NEGARA.
Gbr. 1


Gbr. 2

Gbr. 3

Gbr. 4
Gbr. 5

0 comments:

Posting Komentar